Kalau dalam artikel November tahun lalu saya sempat menulis tentang “Motor-motor di Mexico City“,
Kali ini saya menulis ttg topik yang sama dengan locus yg berbeda: Sydney. Kota ini cukup dekat dibandingkan dengan Mexico City, dan kemungkinan ada cukup banyak warga kita yang pernah berkunjung atau tinggal disana (50,000 orang Indonesia tinggal di negara bagian ini menurut atase di Konjen)
Kebetulan minggu lalu (tgl 22-28 Juni) selama kurang lebih 7 hari saya di NSW utk melakukan kunjungan dan studi ke penjara-penjara. Ini adalah kunjungan studi yang ke 3 kalinya.
Musim sedang puncak2nya Winter.
Hujan tanpa henti, petir bersahutan, temperatur drop ke 8 derajat serta angin kencang mengisi hari2 selama kunjungan.
Bukan cuaca yang cukup bersahabat untuk nongkrong di jalan dengan kamera dan tele lensnya. Dari hasil pengamatan dan ngobrol basa-basi dgn bbrp biker, sepeda motor yang berlalu lalang pada saat2 winter ini saya perhatikan kebanyakan memang digunakan untuk commuting berangkat kerja. Para penggemar motor.
Fenomena yang harus mereka waspadai adalah “black ice”, genangan air di permukaan jalan yang kelihatannya tidak berbahaya utk dilindas, namun sebenarnya adalah permukaan es yang sangat licin. Disebut black krn warnanya seperti air yang bening diatas aspal yang hitam.
Jenis sepeda motor yang digunakan relatif lebih variatif dr ukuran CCnya ketimbang di dataran Eropa atau US yg lebih ber-cc besar. Saya cukup banyak menemui cc dibawah 250 cc, bahkan motor pertama yg saya jumpai adalah : Yamaha Scorpio biru (kangennn). Yang lainnya: Gilera DNA, CBR 250, Kawasaki Ninja 300 FI.
Untuk bisa membesut sepeda motor besar di Australia tidak terlalu mahal sebenarnya, apalagi kalau tidak harus motor baru. Seperti umumnya di negara maju, nilai susut kendaraan bekas jauh lebih besar ketimbang di Indonesia.

ZX6R KM 10,300 dijual seharga Rp. 70 juta. Harga barunya Rp. 115 juta, seharga ER6 series di Indonesia.
Tapi di Australia sini kita tidak bisa bermodal uang saja untuk bisa mengendari motor besar. Ada tiga tahap license yang harus dipenuhi.
1. Learner License selama minimum 3 bulan
Setelah lulus test, kita boleh mengendarai motor dgn CC dibawah 650cc (namun PWRnya 150 kw/tonnes, non-sport, jadinya ZX-6 tidak boleh hehe), tidak boleh membawa pembonceng dan menjalankan kendaraan di atas 90 km/jam.
2. Provisional Rider License
sama dengan persyaratan di atas, Speed limit max 100 km/jam, motor juga dg aturan cc yang sama.
3. Full Rider License
Setelah 18 bulan sebagai provisional rider barulah kita bisa ujian utk full rider license.
Cukup rumit bukan, dan ingat lho, ujiannya susah krn tidak bisa ‘ditembak’.
Tidak aneh kalau kasus moge kecelakaan kecil sekali disini. Rider betul2 merasakan sulitnya punya rider license.
lama ditunggu…. Jebul’le pertamaxx…
Mungkin disana angkutan massal’a lebih baik pak leo, jadi cuman yang bener” suka motor aja yang mau ngebeli’a
betul bro Aan itu salah satu faktor utamaa
Saya lihat foto artikelnya lampu depannya nyala. Apakah disana sudah nganut AHO juga kayak di Indonesia? Atau itu karena cuacanya mendung jadi dinyalakan?
AHO atau daytime running lamp sudah jauh terlebih dahulu mbah di Australia…
Saat tinggal di UK th 2001 saya sudah merasakan manfaat DRL ini..
Winter season kalau di europe bener2 tinggal matic saja yang masih berkeliaran , moge mending dikandangin terlalu berbahaya licin , apalagi kalau udah bersalju 😈
iya bisa lebih ekstrim cuaca disana.
Kalau sdh bersalju kenyamanan bermotor sudah hilang…
Yang silver itu Yamaha TDM 900 oom
Ahhhh makasih bro…
Cocok buat Benny tuh 😀
Keren, biar cuaca dingin gak ada matinya…
Perihal SIM, itu baru Negara bener! Gak kaya dimari, 1 SIM bisa ngendarai dari Matik – Moge ribuan cc. Udah bikin SIM sehari kelar gak ada rangkaian tes-tes lainnya, bisa ditembak pula -_-
Wajar jalan pada kaya gak punya etika, juga banyak gak bisa menguasai kendaraan dan ujung-ujungnya bayak lakalantas.
sepakattttt
gampang kok om dapet sim sana. ane pernah punya 🙂 apalagi klo udah megang sim indo, kita ga perlu lewat tahap “Learner” dan “Provisional ” lagi. abis test tulis udah dapet secarik kertas yg kekuatan hukumnya sama dengan sim full. kertas keterangan ini berlaku buat 2 minggu (atau 2 bulan, lupa). sebelum masa berlakunya habis kita harus ngambil test praktek. setelah lulus tes praktek dapet deh sim full.
klo ga salah pas masa sim Provisional ini klo bikin salah/melanggar peraturan lalulintas simnya langsung di cabut dan harus nunggu 1 tahun lagi baru bisa bikin ulang
om Yudhie kan born rider, lahir sambil genggam kunci kontak hehe
Ujian driving license setahu saya, di UK ya, tidak mudah.
Ujian tertulis dan praktek kalau dijalani bener di Indonesia juga sebenarnya tidak mudah
wew… harga moge disana 😯 klo moge bekas 50 jt disono apa ya
?
Memang perlu dibandingkan dengan tingkat pendapatan disana juga mas ya.
UMR pekerja rendahan disana itu 24 juta rupiah.
Yg abu itu yamaha TDM900 2005.. Sipppppp (y) kereennn model dakar
Soal pembuatan sim setuju jangan ada lagi model tembak! Tapi apa bisa??
http://tanurblog.wordpress.com/2013/07/07/back-to-bebek/
harga mogenya termasuk murah
dapat SIM nya yg mahal
http://yudhadepp.blogspot.com/2013/07/r15-v30-hadiah-terindah-dari-yimm.html?m=1
kalau lagi winter yg tangguh bukan motornya tapi orangnya,penilaian saya fisik pengendaranya luar biasa kuat dan mentalnya agak agak kurang,masak angkutan masal sudah bagus,penghasilan bagus(motor bagus) masak masih mau menyiksa diri,seperti jutawan keEverest habis milyaran.
Betul sekaleeee
Ducatinya keren tuuh, di sini harganya berlipat-lipat-lipat haha..
Dulu aku punya bos orang Australia, karena sayang sama moge nya maka dia bawa ke Jakarta. Sampe pelabuhan Jkt disuruh bayar pajak / bea masuk dll yang nilainya buesar.. Dia gak jd masukin mogenya & pilih kirim balik moge nya ke Australia…
Iya mas… mahal di bea masuk. Krn pajaknya berlipat. Shipping dan insurance paling hanya 1 % dr nilai kendaraan
bikin SIM nya susah ternyata dan nggak ada sistem “nembak” ya.. 😉
Seharus~nya kalaw bikin SIM seperti ini sih setuju se X, biar orang yang memegang ialah orang2 “pilihan” yang bener2 menguasai motor & sadar tata tertib lalu lintas, … apalagi kalaw pas musim winter ..masih mau mengendarai motor di tengah cuaca yang tidak bersahabat … Biker bangets ! … he2 … kalaw hal ini di terapkan di Indo, … saya yakin banyak se X seleksi antara biker yang benar2 berkualitas dengan biker yang (ma’af) “alay” … just my 2 cent’s … btw artikel yang bagus mas Leo … =)