Seberapa Penting dan Mungkinkah CBR250RR Diproduksi Lokal?

Pas istirahat makan siang nih..

Ada lumayan banyak komentar dan komunikasi sehubungan dengan artikel insider information CBR250RR. Ada dua aspek yang menarik untuk dibahas lebih lanjut.

  1. Konfigurasi mesin yang inline
  2. Produksi lokal

Seberapa penting dan mungkinkah kedua hal diatas diputuskan oleh Honda Japan?

IMG_2591

Untuk faktor yang pertama. Memilih konfigurasi mesin V-twin tentu akan membuat product sport 250cc Honda menjadi lebih menarik, punya ciri khas tertentu. Eksotis dah pokoknya. Saya pasti akan beli itu kalau masih tinggal di Indonesia.

Hanya ada Hyosung GTR250 yang berkonfigurasi mesin seperti itu di pasaran Indonesia atau Asia CMIIW.

Itu pertimbangan kita sebagai individu.

Sebagai produsen yang bicara potensi volume produksi global puluhan bahkan ratusan ribu unit, Honda harus memikirkan beberapa hal:

  1. Efisiensi produksi (kemudahan dan harga) dari ratusan ribu unit itu. Konfigurasi inline lebih mudah untuk diproduksi dan dimaintain. Honda punya VFR serie, tapi the real dogfight di pasar pada strata 600cc ke atas terjadi pada jajaran inline baik utk sport, naked maupun varian lainnya. Apalagi pada pasar 250cc yang volume produksi dan persaingannya berdarah-darah
  2. Kemudahan diversifikasi. Inline dinilai lebih fleksibel utk di-diversifikasi seperti yang terjadi dengan kelas 500 dan 650. Mau yg sport, tourer, naked, dual ayo ajah.
  3. Membangun kesinambungan seri dengan kelas-kelas diatasnya

Untuk faktor yang kedua.

Seberapa penting dan mungkinkah CBR250RR diproduksi di Indonesia?

Kalau bicara penting, semua saya rasa mahfum arti pentingnya. Lihat contoh kasus R25 dan Ninja 250. Basis produksi di Indonesia memungkinkan penetrasi pasar, strategi harga, ketersediaan parts dan beraneka ragam keuntungan lain.

Kawasaki bisa mendominasi kelas 250cc di Indonesia meskipun via import karena (1) kebutuhan akan moge-look bike di era 2000an, dan; (2) memang tidak ada kompetitor hingga pertengahan tahun 2014. Tapi apa yang terjadi di Thailand (banjir, demo, darurat militer, fluktuasi mata uang dll) sangat berpengaruh ke kestabilan supply. Saya masih ingat bulan-bulan dimana daftar inden bisa sampai 6 bulan akibat kondisi-kondisi di atas.

Jadi kalau memang Honda mau mendominasi kelas 250cc yang selama ini bisa dikatakan tertinggal dibandingkan kompetitornya, adalah sangat penting untuk melokalkan CBR250RR.

Nah pertanyaan “seberapa mungkin” memang jadi lebih rumit.

Dan isyunya bukan hanya soal teknis seperti ketersediaan parts dan vendor di Indonesia atau di regional.

Ini satu keputusan besar yang harus diambil Honda Jepang. Baik dalam konteks Honda Thailand vis-a-vis Astra Honda Motor. Maupun dalam konteks strategi bisnis global.

Satu faktor lain yang mungkin jadi pertimbangan untuk mengambil keputusan adalah principal Honda bukan pemilik mayoritas saham AHM. Jardine, sebuah grup yang teregister di Singapore, melalui anak perusahaannya Jardine Cycle & Carriage memiliki mayoritas saham Astra Internasional. Jardine sendiri memiliki saham di beberapa industri otomotif di regio ASEAN.

Tentunya kemudian ada faktor persaingan antara prinsipal Honda di Thailand (AP Honda atau Honda Motorcycle Thailand) dan Indonesia (AHM).

Ini menyebabkan kontrol terhadap keputusan penting yang akan atau bisa diambil oleh Astra, apalagi menyangkut product global (bukan hanya nasional ataupun regional), bukanlah sepenuhnya di tangan AHM.

Ini memang resiko kalau tidak memiliki industri motor nasional atau milik negeri dewek. Apa yang menurut kita strategis dan sangat logis harus diperjuangkan habis-habisan ke principal.

Apakah ini berarti tidak mungkin mas CBR250RR produksi nasional?

Ya mungkin saja, kenapa tidak? Namun ini membutuhkan arrangement kontrak, teknis produksi dan supply yang luar biasa. Apakah Honda Japan mau melakukan ini? Potensi pasar 250 terlalu besar untuk diabaikan. Membiarkan Honda di pasaran 250 cc tetap dalam kondisi seperti ini adalah kerugian besar.

65 thoughts on “Seberapa Penting dan Mungkinkah CBR250RR Diproduksi Lokal?

  1. klo honda (AHM) ingin menajamkan imej d Indo, ya musti ada raja di kelas 250, ntar imbasnya ke spek yg lbh kecil …..produksi lokal itu ‘mutlak’ coz akan bisa memainkan harga, apalagi sudah kena upper-cut NMAX dan R15

  2. Wah Jardine? Setau ay doi perusahaan broker asuransi. Entah mungkin ada bisnis lain. Atau hanya kesamaan nama belaka,
    Soal V Twin, afaik dan cmiiw, gada sejarahnya CBR menggunakan mesin V, jadi emang bisa dibilang mimpi.
    V Twin akan hadir di produk lain, dengan asumsi Honda teguh mempertahankan tradisi tersebut ya. Nah V Twin dikabarkan bakal dipake new tiger… gosip loohhh…
    ——————-

    Hot dan Pedas: Speedometer Honda New CS1 K56 Full Digital..!

  3. pak, sya mau tanya soal motor 250cc 2silinder. sya bingung mau pilih antara ninja 250fi dg yamaha R25. niatnya beli cash dipakai harian.
    suka ninja krn ukuran body lebih besar dan model lebih elegan namun isunya soal susahnya sparepart dan kualitas ninja 250fi yg menjadikan sya agk ragu. harga boleh mahal asal kualitas dan pelayanan yg dikeluhkan selama ini sudah dibenahi.
    suka Yamaha R25 krn afttersalsesnya aja pak lebih menjanjikan klo modelnya sih kurang suka tp relatif.
    nah klo boleh minta saran sebaiknya sya pilih yg mana ya pak?! mengingat pak leo dan om kobayogas pernah punya tp tdk lama sudah dijual lagi dan sering sya temui banyak rider Ninja 250fi yg menjualnya.
    terima kasih banyak dan sukses buat pak leo, amin.

    • Tergantung bro lbh demen menangin sisi mana dulu. Tp kalo buat pake harian saya lbh saranin pilih R25, krn handlingnya jinak dan shocknya nyaman utk harian, terus jaringan 3Snya lbh bgs ketimbang Kawak, blm lg soal power yg katanya lbh gahar. Kalo mslh disain sih msh bisa dipermak kok, gampang itu mah. Kalo saya sendiri sih lbh mentingin disain, dan emang Ninja lbh moge look ketimbang R25, sebab dr disain tangki bbm-nya aja udah kelihatan lbh berotot mana. Tenang… saya gak asal cuap kok, krn saya sblmnya pernah punya R25 (sengaja beli buat jajal/nyicipin doang, skrg udah dijual ke temen) dan skrg msh miara Z250 (sblmnya pernah punya Ninja 250 karbu). Mudah2an bisa membantu ya bro, hehehe…

    • makasih gan pencerahannya. netral nih jawabnya tp sangat membantu…
      sekalian nunggu pencerahan dr pak leo.

    • jujur saja kita membandingkan dua hal yang berbeda secara kurang fair. Product A (Ninja 250 contohnya) hadir dari kehausan masy akan motor moge. Sehingga desain dan karakter pun dibuat ke arah Moge (gagah, besar dll).
      R25 lahir dengan orientasi lebih ke arah praktikalitas dan balap.
      Kelihatan dari bagaimana Kawasaki mempromosikan Ninja sebagai bagian dari armada mogenya. Dan bagaimana Yamaha menjadi R25 sebagai line-up balapnya.
      Tentukan kebutuhan anda, jangan risau dengan orang lain yang punya kebutuhan sendiri.

  4. AHM mayoritas dimiliki astra tapi sementara asra sendiri mayoritas dimiliki singapore gt? balik asing lagi dong hahaha

  5. Yang kasihan konsumen loyal honda, mengharapkan motor sport 2 silinder entah inline atau v. Nggak tau sampai kapan harus menunggu, di-php terus sama ahm 😁

  6. kemungkinan besar akn d CBU kan dri Thailand ni motr CBR250rr….krn trnyta astra jga bukn murni Lokal….beda dg YIMM yg walaupun lngsung milik Yamaha Jepun….rantai koordinasi nya cma lewt 1 tangan….smntra AHM nya Astra gk bsa direct koordinasie….ad Jardine

    • sebenarnya bukan pada soal koordinasi, tapi pengambilan keputusan utk business decision yang bersifat strategis seperti produksi lokal barang tertentu.

    • Saham mayoritas dari Astra Intl sebagai induk perusahaan dimiliki Jardine bro.
      Utk Toyota harus dipisahkan antara manufacturing oleh Toyota Motor Manufacturing (95% milik Toyota Jepang) dan distribusi/penjualan oleh Toyota Astra Motor – TAM (51% milik Astra).

  7. sejak jaman orba perekonomian indonesia memang dipegang orang asing dan makin kesini makin parah, coba dicek ekonomi bidang apa yg dipegang bangsa kita, mulai ujung kaki sd ujung rambut pake produk merk dan dari perusahaan asing.. sedih jg sih kalau dipikir kita ini jongos dinegeri sendiri.. (termasuk saya )

    • Ini bukan cuma problem satu produsen atau bahkan sektor industri otomotif ya bro. Semuanya juga begitu. Ini resiko tidak punya industri dalam negeri.

  8. Woww bukan hanya technical analisys sudah mendalam ke area strategic bussines dan customer behavior juga… Yg gini ini yg bisa bikin pembaca makin pinter.. tOp

  9. Weew…..gila banget….astra trnyt udah mayoritas milik asing si jardine. Mau ngomong apa si fbh coba?

    Pantess aja saat sy nongol baru2 ini….udah jauh banyak para topsalesmen fbh yg punah…tinggal yg kroco2 yg gak mutu. Pdhl yg dulu aja udh gak bermutu….apalagi yg kroco2nya skrg…mengerikan!

    Well….sebaiknya cbr250rr dilokalkan dgn kualitas bukan ala ahmpft lama.

    😀

  10. Untuk dilokalkan kayanya gak mungkin2 amat deh… Ibarat kata CBR250RR ini bukan barang dagangan utamanya baik AHM atau Honda Global kok. Nothing to lose lah, buat branding aja kayanya sih…

  11. misal diproduksi oleh thailan motor ini gak akan bersaing
    jadi paling masuk akal diproduksi lokal. pasar ina sama thai lebih besar pasar ina itu yg jadi pertimbangan.

  12. Kalo udah begini rumit urusannya, dan berakibat pada kegagalan tercapainya kebutuhan masyarakat Indonesia yang pengen barang bagus tapi murah….lha gimana caranya kalo si produsen sendiri bukanlah pihak yang 100% berwenang atas keputusan untuk meluncurkan suatu produk? Tapi saya juga percaya bahwa demi memperjuangkan keuntungan yang besar di masa depan, maka akan ada kesepakatan dan mekanisme yang saling menguntungkan untuk hal ini. Semoga Astra dapat kepercayaan penuh dalam memproduksi CBR250RR secara lokal dari principal dan pemegang saham mayoritasnya.

  13. Artikel cerdas, objektive dan ilmiah. Terima kasih pak dosen. Murid2 FBY FBH kalau komentar harus ilmiah juga seperti pak dosen. Jangan komentar2 sampah kelas lulusan SD kampungan………

  14. Yah runyam mas bro CBR 250RR di produksi lokal, jelek itu nanti kualitas materialnya, serahkan ke Honda Thailand mendingan!

Leave a comment